Dunia berduka atas kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi yang meninggal dunia pada usia 61 tahun. Berita duka ini mengejutkan banyak pihak, termasuk masyarakat Iran sendiri yang merasa kehilangan pemimpin yang dianggapnya sebagai sosok yang kuat dan berdedikasi.
Ebrahim Raisi dikenal sebagai seorang politisi yang memiliki latar belakang sebagai hakim dan jaksa. Sebelum menjabat sebagai Presiden Iran, ia pernah menjabat sebagai jaksa agung dan kepala kehakiman negara. Kepemimpinannya dianggap sebagai periode yang penuh dengan tantangan, terutama dalam menghadapi tekanan dari negara-negara Barat terkait program nuklir Iran.
Kematian Ebrahim Raisi meninggalkan kekosongan dalam kepemimpinan Iran yang akan sulit diisi. Beliau dianggap sebagai sosok yang memiliki kebijakan yang keras namun tetap mengutamakan kepentingan rakyatnya. Berbagai kebijakan dalam bidang ekonomi dan politik yang diterapkannya dianggap memberikan dampak positif bagi negara tersebut.
Selain itu, Ebrahim Raisi juga dikenal sebagai seorang pemimpin yang peduli terhadap keberagaman dan keadilan di Iran. Beliau kerap berbicara tentang pentingnya menjaga persatuan antara berbagai komunitas di negara tersebut, serta memberikan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.
Kematian Presiden Ebrahim Raisi juga menuai reaksi dari berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Presiden Joko Widodo pun turut mengucapkan belasungkawa atas meninggalnya pemimpin Iran tersebut. Indonesia dan Iran sendiri memiliki hubungan diplomasi yang cukup baik, sehingga kehilangan ini juga dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Dengan meninggalnya Ebrahim Raisi, dunia kehilangan seorang pemimpin yang dianggap berpengaruh dalam geopolitik global. Semoga keluarga dan rakyat Iran diberikan ketabahan dalam menghadapi kehilangan ini, serta semoga negara tersebut dapat segera menemukan pengganti yang mampu melanjutkan visi dan misi yang telah ditetapkan oleh Presiden yang telah tiada ini. Semoga almarhum diterima di sisi-Nya dan mendapat tempat yang layak di surga. Aamiin.