Perjanjian air antara Singapura dan Malaysia telah menjadi bahasan utama antara Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, dan Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, selama pertemuan mereka di Singapura. Selain itu, kedua pemimpin juga membahas proyek kereta api ringan Rapid Transit System (RTS) yang menghubungkan Johor Bahru dengan Woodlands di Singapura.
Perjanjian air antara kedua negara telah menjadi perdebatan panjang selama bertahun-tahun, dengan Malaysia berusaha untuk merevisi perjanjian yang telah ada sejak tahun 1962. Perjanjian ini menentukan berapa jumlah air yang dapat diekspor oleh Singapura dari Sungai Johor setiap hari. Malaysia telah menuntut perubahan dalam perjanjian tersebut, sementara Singapura bersikeras untuk mematuhi ketentuan yang telah disepakati sebelumnya.
Selama pertemuan antara Anwar dan Lee, kedua pemimpin sepakat untuk terus berdiskusi mengenai perjanjian air tersebut. Mereka juga menyatakan komitmen mereka untuk menyelesaikan masalah ini secara diplomatis dan saling menghormati kedaulatan masing-masing negara.
Selain perjanjian air, Anwar dan Lee juga membahas proyek RTS Link yang telah lama tertunda. Proyek ini akan menghubungkan Johor Bahru dengan Woodlands dan diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antara kedua negara. Kedua pemimpin menyatakan dukungan mereka terhadap proyek ini dan berjanji untuk terus bekerja sama untuk menyelesaikan semua masalah teknis yang masih belum terselesaikan.
Pertemuan antara Anwar dan Lee di Singapura menunjukkan komitmen kedua negara untuk memperkuat hubungan bilateral mereka dan menyelesaikan masalah yang ada dengan cara yang damai dan saling menghormati. Dengan terus berkomunikasi dan bekerja sama, diharapkan kedua negara dapat mencapai kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak dalam waktu yang tidak terlalu lama.