China telah mendesak agar dilakukan pengawasan internasional terhadap pembuangan limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima di Jepang. Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk mencegah dampak negatif dari limbah radioaktif tersebut terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat.
Pada tahun 2011, terjadi bencana nuklir di Fukushima yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami yang mengakibatkan kebocoran radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir di wilayah tersebut. Sejak saat itu, Jepang terus melakukan upaya untuk membersihkan dan mengelola limbah radioaktif yang dihasilkan dari bencana tersebut.
Namun, China merasa perlu adanya pengawasan internasional terhadap proses pembuangan limbah radioaktif tersebut untuk memastikan bahwa proses tersebut dilakukan dengan aman dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat di sekitarnya. China juga mengingatkan bahwa limbah radioaktif memiliki sifat berbahaya dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang sangat lama, sehingga perlu dilakukan tindakan yang tepat dalam mengelolanya.
Selain itu, China juga mengingatkan bahwa kerjasama internasional dalam mengelola limbah radioaktif sangat penting untuk menjaga keamanan dan ketertiban dunia. Oleh karena itu, China berharap agar Jepang dapat bekerja sama dengan negara-negara lainnya dalam mengelola limbah radioaktif dari Fukushima dengan transparan dan bertanggung jawab.
Dengan adanya desakan dari China ini, diharapkan bahwa pengawasan internasional terhadap pembuangan limbah radioaktif dari Fukushima dapat segera dilakukan untuk memastikan bahwa proses tersebut dilakukan dengan benar dan aman. Hal ini juga diharapkan dapat mencegah terjadinya dampak negatif bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat yang dapat timbul akibat dari limbah radioaktif tersebut.